Kamis, 18 November 2010

MENGGAPAI HIKMAH DI BULAN RAMADHAN

Tanpa terasa, waktu begitu cepat berlalu, padahal alunan takbir dan suasana terawih masih terasa dibenak kita. seakan-akan masih terngiang diteliga kita lantunan ayat Al-Qur’an pada malam-malam sepi di bulan Ramadhan tahun lalu, namun itulah bukti konsistensi waktu yang tidak pernah melampaui walau sedetikpun. Menyambut datangnya bulan ramadhan yang penuh rahmat, pengampunan dan terbebas dari api neraka, cukup dengan menjernihkan hati sembari memupuk rasa ikhlas untuk menyongsong bulan penuh keagungan, yang dialamnya diturunkan Al-Quran dan lailatul Qadar. Hanya dalam hitungan hari kita akan menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan 1431 Hijriah yang secara kalender bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 2010 Miladiyah. Kewajiban melaksanakan ibadah puasa bagi setiap muslim, yang sudah baligh berakal sehat dan bagi perempuan suci dari haidh dan nifas. Ketika kita dengan ikhlas menjalankan perintah puasa dan dengan rela meninggalkan larangan-Nya, maka pada saat itulah ia sudah mendekatio dirinya mencapai derajat taqwa. Kewajiban melaksanakan puasa diawali dengan kalimat seruan “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 183) Kata akhir yang hendak dicapai dengan berpuasa adalah derajat takwa, Seorang ulama sufi berkata “Sesungguhnya dengan bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang tercela, terjaga dari perbuatan dosa, mengisi waktu dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Puasa merupakan ibadah yang langsung menyentuh dimensi ruhani, bahkan porsinya lebih besar dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Jika zakat memiliki dimensi harta dan hisab, sementara shalat masih terdapat dimensi gerak dan haji memiliki dimensi aktivitas dan kekayaan yang cukup. Tetapi ibadah puasa lebih merupakan dimensi ruhaniah yang ganjarannya langsung diberikan oleh Allah. Dan barang siapa yang menjalankan perintah berpuasa dengan baik dan benar, maka akan banyak hikmah yang dapat digapai, paling tidak ada 5 hikmah yang dapat dikemukan di sini adalah: 1. Puasa menahan diri Menahan diri adalah pekerjaan yang maha berat dan membutuhkan waktu, salah satunya dengan menjalankan ibadah puasa. Menahan diri dari makan dan minum serta berhubungan suami-istri sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Namun kesempatan untuk melakukan itu setiap waktunya terbuka lebar. Sedang berada dirumah yang tertutup, di dalam kamar yang terkunci, tidak ada orang lain yang mengetahui jika ia makan atau minum. Di sinilah hikmah puasa, melatih seseorang untuk menahan nafsu yang merupakan bagian terkait (inheren) dengan kekotoran jiwa. Puasa dapat membersihkan jiwa dan media pengntrol dari berbagai hasrat yang dicenderungi oleh manusia. 2. Puasa mengangkat martabat manusia Manusia diciptakan dari unsur tanah dan ruh, potensi tanah cendrung mengajak jiwa untuk berbuat mungkar, Sebaliknya, ketika manusia mengikuti unsur ruh yang cenderung pada akhirat dan mencintai hal-hal bernuansa langit, maka kedudukannya akan melambung tinggi ke derajat malaikat. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya” (QS. At-Tin : 5) Unsur ruhiah mengajak lisan, pendengaran, dan pikiran untuk ikut berpuasa dari perkataan bohong dan perbutan yang sia-sia. 3. Puasa melatih kesabaran Inti dari kesabaran adalah menahan diri. Menahan diri dari dorongan untuk segera memiliki atau melakukan sesuatu yang negatif. Puasa membiasakan kesabaran, karena pada puasa kita menahan diri untuk tidak memenuhi sesuatu termasuk makan dan minum. Menahan dari dari kebiasaan minum kopi atau teh di pagi hari, ngemil di siang hari, dan sebagainya. Kesabaran ini pada akhirnya juga mengikis kedengkian. Sabar dan menahan amarah dengan pernyataan saya sedang berpuasa, merefleksikan bahwa dengan berpuasa maka kita akan memupuk kesabaran. 4. Puasa menekan gejolak seksual Gejolak seksual merupakan salah satu senjata syetan yang paling ampuh dalam menjerumuskan manusia. Tidak hanya bagi pemuda yang belum menikah tetapi juga bagi orang yang sudah berkeluarga. Itulah sebabnya berita selingkuh terlalu sering diberitakan oleh media massa, semua itu karena dorongan nafsu. Rasulullah SAW menyuruh orang yang kuat "syahwatnya" dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, karena eksistensi dan subtansi puasa adalah menahan dan menenangkan dorongan kuat dari syahwatnya. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang nyata/dhahir dan kekuatan bathin. Rasulullah SAW bersabda "Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba'ah (mampu menikah dengan berbagai persiapannya) hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa' (pemutus syahwat) baginya". (HR. Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud). 5. Puasa menuju Allah membuktikan kasih sayang-Nya kepada hamba dengan memberikan keringanan-keringanan yang lain, di antaranya kepada orang sakit (yang membahayakan dirinya jika berpuasa) dan orang yang sedang menempuh perjalanan jauh (yang memberatkan dirinya jika melaksanakan puasa) diperbolehkan untuk berbuka dan menggantinya pada hari yang lain, sesuai dengan jumlah puasa yang ia tinggalkan. 6. Puasa menuju kesehatan Betapa banyaknya penyakit medis yang berawal dari pola makan yang tidak sehat. Dan betapa banyak penyakit yang berawal dari masalah pencernaan. Puasa juga memberi kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat. Maka puasa dapat mengobati peyakit maag, lever, usus buntu, gagal ginjal, alergi makanan,, penyakit liver, tekanan darah tinggi, dan kencing manis dan yang lebih menakjubkan ketika pasien akan diperasi, maka oleh dokter diminta untuk berpuasa sebelum melakukan operasi besar atau kecil. Disamping itu telah terbukti kebenarannya secara ilmiah bahwa makan yang berlebihan akan menimbulkan bernagai penyakit. Oleh karena itu, puasa akan memberikan kesempatan istirahat bagi organ pencernaan dan organ tubuh lainnya. Setiap ibadah yang disyariatkan, pasti memiliki hikmah ada yang sudah diketahui dan ada yang masih tersembunyi, ada yang sudah jelas bagi manusia dan ada yang masih menjadi rahasia. Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga semua rahasia Allah yang diturunkan pada bulan ramadhan kali ini. Wallahu’aklam bissawaf.

1 komentar:

  1. Hikmah (pelajaran baik) senantiasa mengiringi setiap peristiwa, ibadah maupun tidak....sebab hikmah hanya dapat diraih dan dirasakan oleh orang-orang yang selalu memikirkan setiap peristiwa yang dilihat, dirasa, dan dialaminya...

    BalasHapus