Rabu, 26 Juli 2017

Kesbangpol gelar FGD pemetaan rawan konflik di Babel


Potensi konflik sosial di masyarakat akan terjadi kapan saja dan di mana saja, semua masyarakat berkeinginan agar daerahnya aman, nyaman dan terbebas dari konflik. Keinganan tersebut disahuti oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Babel, untuk melaksanakan penelitian pemetaan daerah rawan konflik di Bangka Belitung. Untuk mendapatkan masukan dan informasi awal maka Kesbangpol Babel menggelar Focus Group Discution (FGD) (26/7) di Bangka City Hotel, Pangkalpinag.
FGD: Kepala Kesbangpol Babel Drs. Tarmin, M. Si
dan Direktur Pusaka Dr. Abdul Ghofar, hadir dan memberi sambutan 
dalam pembukaan FGD Pemetaan Daerah Rawan Konflik di Bangka Belitung, 
Rabu (26/7) di Bangka City Hotel-Pangkalpinang. (Foto/Jam)
Dalam kesempatan itu hadir kepala Kesbangpol Babel Drs. Tarmin, M. Si, dalam sambutan pembukaanya menyebutkan bahwa kegiatan pemetaan daerah rawan konflik ini merupakan amanah sebagaimana yang sudah diinstruksikan oleh Gubernur. Meski secara keseluruhan, kondisi sosial Babel boleh dikatakan aman, namun pemetaan daerah rawan konflik tetap penting untuk dilakukan. "Persoalan konflik merupakan persoalan sosial. Selama dinamika sosial terus berjalan, maka munculnya konflik tetap berpotensi," kata Tarmin.
Penelitian pemetaan daerah rawan konflik, merupakan kerjasama Kesbangpol Babel  dengan Pusat Studi Kependudukan dan Keagamaan (Pusaka) STAIN Babel, akan dilaksanakan selam 4 bulan kedepan, diharapakan dapat menghasilkan gambaran tentang daerah konflik dan jenis konflik yang akan terjadi.
Direktur Pusaka STAIN SAS Babel Dr. Abdul Ghofar , menegaskan kepada tim teknis peneliti di lapangan, setidaknya ada empat fokus penggalian data. Pertama  tim lapangan lebih fokus kepada di mana konflik pernah dan berpotensi untuk terjadi konflik, Kedua, apa pemicunya,  Ketiga, siapa pelakunya,  Keempat gambaran kondisi daerah rawan konflik itu, saat ini.
"Dalam penggalian data, kami minta kepada tim di lapangan untuk lebih fokus kepada di mana konflik pernah dan berpotensi untuk terjadi konflik, jadi kita tidak masuk dalam konflik itu sendiri. Perlu diingat kawan-kawan tim teknis, bahwa kegiatan ini adalah pemetaan daerah" tegas Abdul Ghofar.
Sementara itu Kepala Bidang Kewaspadaan Kesbangpol Babel, Riswardi,  mengungkapkan, sejauh ini, penanganan konflik di Bangka Belitung, khususnya, baru pada tahap pencegahan dan penghentian. "Kita menginginkan, selain pencegahan dan penghentian, juga ada tindakan pemulihan pasca konflik," jelas Riswardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar