Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al
Washliyah Banda Aceh, menggelar buka puasa bersama dengan keluarga besar Al
Washliyah dan warga masyarakat Dusun Lamara, Gampong Rukoh sebagai warga tetangga
kampus. Minggu (12/7), di Kampus Al Washliyah Lamara-Rukoh, Darussalam.
Ketua STKIP Al Washliyah, Dr. H. A. Mufakhir Muhammad,
MA menyebutkan, buka puasa bersama sudah mentradisi dikalangan Al Washliyah,
tidak hanya itu, pertemuan ini juga dijadikan sebagai wahana silaturrahim
sesama warga Al Washliyah, kita mengundang pimpinan kampus tetangga, Dosen,
Mahasiswa, Geusyik Rokoh, tokoh masyarakat, kepala dusun, dan warga masyarakat
di sekitar kampus.
Mufakhir menambahkan, bahwa kampus Al Washliyah sudah
mulai berbenar diri dengan terus berupaya memberi pelayanan yang baik kepada
mahasiswa termasuk menyediakan ruang kuliah yang cukup dan fasilitas
belajar-mengajar yang memadai.
“Alhamdulillah, atas dukungan keluarga besar Al Washliyah
dan civitas akademika, gedung ini sudah selesai dibangun dan akan dipergunakan
untuk ruang kuliah dan perpustakaan, semoga kekurangan lokal dapat teratasi dan
nantinya mahasiswa akan lebih betah di perpustakaan” sebut Mufakhir penuh harap.
Nasehat Ramadhan disampaikan oleh Tgk. H. Nurchalis
Muchtar, Lc., MA, beliau mengajak warga Al Washliyah untuk senantiasa menjaga
silaturrahmi dan terus meningkatkan ibadah selama bulan ramadhan. Al Washliyah
sebagai organisasi yang berbasis Islam dan bermazhab Syafi’iah perlu selalu hadir
ditengah-tengah masyarakat dalam rangka memberi pencerahan dan pendidikan
keagamaan.
“secara harfiah Al Washliyah berarti sebagai penyambung,
maka sebagai kader Al Washliyah perlu hadir untuk menjembatani berbagai
perselisihan yang muncul di masyarakat, jangan malah diam, dan itu jadi beban
kita semua” tegas Tgk. H. Nurchalis dengan nada serius.
Nurchalis juga mengisahkan pada peristiwa hijrah terdapat
banyak pelajar, hijrah yang mempertemukan kaum muhajirin (Mekkah) dan kaum
Anshor (Madinah). Kaum Ansor sebagai ahlul ba’it menyambut dan menerima kaum
muhjirin sebagai tamu dengan baik, padahal
mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Karena agama, persaudaraan mereka sangat
dekat dan akrab sehingga apasaja yang dibutuhkan oleh oleh kaum Muhajirin
diusahakan dan upayakan oleh kaum Anshor.
“Kedekatan dan
kebersahajaan kaum Anshor belum ada bandingnya, sampai-sampai istrinya
ditawarkan kepada kaum Muhajirin dan itu tercatat dalam sejarah” papar Nurchalis
yang juga ketua program studi Pendidikan Bahasa Arab pada STKIP setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar