Potensi konflik sosial di masyarakat akan terjadi kapan saja dan di mana saja, semua masyarakat berkeinginan agar daerahnya aman, nyaman dan terbebas dari konflik. Keinganan tersebut disahuti oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Babel, untuk melaksanakan penelitian pemetaan daerah rawan konflik di Bangka Belitung. Untuk mendapatkan masukan dan informasi awal maka Kesbangpol Babel menggelar Focus Group Discution (FGD) (26/7) di Bangka City Hotel, Pangkalpinag.
Dalam kesempatan itu hadir
kepala Kesbangpol Babel Drs. Tarmin, M. Si, dalam sambutan pembukaanya menyebutkan
bahwa kegiatan pemetaan daerah rawan konflik ini merupakan amanah sebagaimana
yang sudah diinstruksikan oleh Gubernur. Meski secara keseluruhan, kondisi
sosial Babel boleh dikatakan aman, namun pemetaan daerah rawan konflik tetap
penting untuk dilakukan. "Persoalan konflik merupakan persoalan sosial.
Selama dinamika sosial terus berjalan, maka munculnya konflik tetap
berpotensi," kata Tarmin.
Penelitian pemetaan daerah rawan konflik, merupakan kerjasama Kesbangpol Babel dengan Pusat Studi Kependudukan dan Keagamaan (Pusaka) STAIN Babel, akan dilaksanakan selam 4 bulan kedepan, diharapakan dapat menghasilkan gambaran tentang daerah konflik dan jenis konflik yang akan terjadi.
Penelitian pemetaan daerah rawan konflik, merupakan kerjasama Kesbangpol Babel dengan Pusat Studi Kependudukan dan Keagamaan (Pusaka) STAIN Babel, akan dilaksanakan selam 4 bulan kedepan, diharapakan dapat menghasilkan gambaran tentang daerah konflik dan jenis konflik yang akan terjadi.
Direktur Pusaka
STAIN SAS Babel Dr. Abdul Ghofar , menegaskan kepada tim teknis peneliti di lapangan, setidaknya ada
empat fokus penggalian data. Pertama
tim lapangan lebih fokus kepada di mana konflik pernah dan
berpotensi untuk terjadi konflik, Kedua, apa
pemicunya, Ketiga,
siapa pelakunya, Keempat
gambaran kondisi daerah rawan konflik itu, saat ini.
"Dalam
penggalian data, kami minta kepada tim di lapangan untuk lebih fokus kepada di
mana konflik pernah dan berpotensi untuk terjadi konflik, jadi kita tidak masuk dalam konflik itu sendiri. Perlu diingat kawan-kawan tim teknis, bahwa kegiatan ini adalah
pemetaan daerah" tegas Abdul Ghofar.
Sementara itu Kepala Bidang
Kewaspadaan Kesbangpol Babel, Riswardi, mengungkapkan, sejauh ini, penanganan konflik
di Bangka Belitung, khususnya, baru pada tahap pencegahan dan penghentian.
"Kita menginginkan, selain pencegahan dan penghentian, juga ada tindakan
pemulihan pasca konflik," jelas Riswardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar