Kecanggihan
alat komunikasi membuat jalinan silaturrahmi dapat terbagun dengan baik dan
santun. Dengan berbekal laptop atau telepon seluler, jalinan komunikasi sudah
dapat dilakukan dengan sempurna. Dan itu, menguatkan pernyataan bahwa dunia
semakin sempit... sesuatu yang dulunya mustahil sekarang menjadi kenyataan,
yang dulunya tabu sekarang menjadi lumrah, yang dulunya angker sekarang menjadi
caprah dan seterusnya. Hal inilah yang dirasakan oleh seorang petarung… yang sebelumnya terabaikan...
Letak
geografis tidak lagi menjadi halangan, berbeda pulau bukan lagi rintangan, jarak
tempuh bukan lagi tantangan, beda suku dan etnis bukan lagi ancaman. Hanya
dengan memainkan jemari pada toch HP informasi sudah dapat dikirim dan diterima
pada waktu yang bersamaan. Dengan memainkan key bord di laptop dapat melahirkan
kata, rangkaian kata menjadi kalimat. Susunan kalimat menjadi padagraf yang
mengandung arti dan makna. Sebuah padagraf dapat mengilhami sebuah topic yang
dapat diperbincang, didiskusikan, ditelaah, dianalisa sehingga menjadi sebuah
kesepakatan. Kesepakatan akan menjadi salah satu pertimbangan untuk membuat
rencana baru, hingga melahirkan sebuah keputusan. Keputusan akan melahirkan
sebuah ketetapan dan ketetapan adalah martabat, pilihan adalah kehormatan, konsekwensi
adalah resiko sebagai kebesaran jiwa.
Alasan
rindu dan nostalgia membuat anak manusia menjadi lebih siap, lebih berani dan lebih
teguh dalam mempertahankan komitmen batin. Loyalitas menjadi penting, untuk mempertahankan mahkota…, memelihara jauh lebih
sulit dibanding membangun sebuah peradaban. Atas dasar komitmen dan loyalitas,
komunikasi dapat dilakukan pada pagi hari, dapat diulangi lagi pada siang hari,
bila tidak tuntas, masih bisa dilanjutkan pada sore hari, kalau memang ada hal yang
mendesak masih dapat dilakukan pada malam hari, semua itu dapat dilakukan
dengan privasi yang terjaga.
Komunikasi
verbal menjadi pilihan, agar semua pesan dapat tersampaikan dengan baik, utuh,
meskipun kurang teratur dan tidak sistematis. Paling tidak…, komunikasi
dialogis dapat melahirkan makna dan arti yang sesungguhnya, meski membutuhkan
waktu yang relative lama. Persoalan waktu, tempat, ruang dan iklim, tidak lagi
menjadi persoalan. Ketika kesepakatan dan ketetapan sudah diputuskan. Maka
suasana hati masing-masing akan terasa damai dan nyaman berada bersamanya.
Persoalan
waktu dan ruang bukanlah halangan dalam membangun komunikasi antar anak manusia,
hujan dan badai bukanlah rintangan, petir dan halilintar bukanlah halangan,
kesunyian malam bukanlah hambatan, kesendirian bukanlah ancaman. Justru semua,
berbuah energy positif untuk mengejar mimpi yang terabaikan. Semua beban akan
hilang…, cemberut berganti senyum, rasa sedih berganti keceriaan, kesunyian
berganti canda tawa, kesepian menjadi kerinduan, nostalgia menjadi mimpi,
penasaran menjadi keteguhan, kelemahan menjadi kelebihan, kekurangan menjadi
kekuatan, kealpaan menjadi memori, tertutup menjadi tebuka, kepenatan menjadi
keasyikan, strata menjadi kesetaraan, kesombongan menjadi qana’ah dan
sterusnya.
Secara
adat dan kebiasaan, komunikasi verbal yang esensial hanya membutuhkan waktu
tidak lebih dari 30 menit, namun komunikasi yang membutuhkan investigasi, sering
mambutuhkan waktu yang relative lama. Waktu satu jam itu terlalu singkat, dua
jam terasa belum cukup, tiga jam mungkin waktu yang tergolong tuntas untuk
membahas sesuatu yang mengganjal di hati. Komunikasi dengan waktu yang relative
lama sering dimanfaatkan pada malam hari, ketika kesunyian mulai hadir,
kesepian mulai menggoda, keheningan mulai terasa. Hal ini yang sering dilakukan
oleh insan yang sedang rindu akan ketenangan, masygul atas kelalaian, bimbang
atas kepastian, ragu atas pilihan, bingung atas petunjuk. Ketika hal itu
berkecamuk…, maka kekuatan akan muncul untuk memperjuangkan hak dan
kewenanganya.
Pertemanan
masa lalu akan melahirkan rasa rindu yang menggelora, meskipun hanya disulut
oleh nostalgia dan sweet memori. Bara yang tadinya pasif akan terselut kembali,
ketika disirami oleh benih-benih kerinduan dan kehangatan, ternyata bara terus
berasap sehingga berkobar kembali pada pertemanan berikutnya. Komunikasi hanya
sebatas say hello, hanya sekedar menyapa, menanyakan khabar dan keadaan, tetapi
entah kekuatan apa yang membuat orang sedang pilek, demam, kurang enak badan
menjadi berenergi, sehingga lupa akan status dan resiko.
Sungguh
dahsyat…, melakukan komunikasi verbal dalam rentang waktu yang lama, hampir
tiap malam…, komunikasi non verbal hampir setiap hari, disetiap waktu senggang,
malah seharian penuh memencet toch Hp untuk mengirim dan membalas pesan, semua
itu dapat dilakukan atas dasar kenyaman dan ketenangan. Kemanjaan hadir
kembali, setelah sekian lama pergi…., kecerian menyapa kembali setelah sekian lama bersembunyi…,
senyum manis melahirkan bohming meutape…, lesung pipi kembali
membetuk….., senyum simetris kembali ada diwajah bulat…., energik dan lincah kembali
terlihat, setelah sekian lama terpendam…, itu semua adalah miliknya dan tidak
boleh ada seorangpun yang merampasnya.
Kekuatan kembali
pulih…, kecerian kembali hadir…, kenyamanan kembali diraih…, energy yang sudah
diperoleh perlu dijaga…, kecerian perlu dikhabarkan kepada orang lain…,
kesedihan adalah kekuatan…, kelemahan menjadi kesempatan untuk membuktikan…,
buang rasa tukut ganti dengan sandroeng… (betawi,20102012,04:12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar