Sebagai
kaum intelektual asal Aceh di Jakarta, maka perlu memikirkan adanya sebuah
lembaga yang menggagas perpustakaaan yang khusus menghimpun buku-buku dan bahan
bacaan terkait dengan khasanah Aceh.
“IMPAS
dapat menggagas perpustakaan mini, yang isinya adalah buku-buku khas tentang
khazanah Aceh, nanti untuk buku-bukunya dapat bekerja sama dengan penerbit, buku
tentang hal ikhwal ke Acehan masih sangat terbatas, apalagi di Jakarta.” Sebut Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar ketika
menerima audiensi Pengurus Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta
(30/9) di ruang kerjanya.
Azwar
juga menambahkan, sekarang ini, banyak peneliti dari berbagai perguruan tinggi
dalam negeri maupun laur negeri, merasa kewalahan untuk menulis tentang Aceh, apa
lagi buku-buku tentang fenomena masyarakat Aceh, tidak hanya reference yang
terbatas, penulisnya juga terbatas, seharusnya kaum intelektual muda dapat
memprakarsai adanya tradisi menulis dikalangan mahasiswa, apalagi mahasiswa
pascasarjana.
“cukup
banyak orang Aceh yang cerdas, namun sedikit yang melahirkan buku, oleh karena
itu IMPAS perlu memotivasi anggotanya untuk gemar menulis, tentang apa saja, pengurus
IMPAS silakan menulis, kita akan fasilitasi untuk publikasi” kata Azwar dengan
nada optimis.
Audiensi
yang dihadiri oleh 12 orang pengurus IMPAS, dipandu oleh wakil ketua IMPAS,
Zulfikar berjalan dalam suasana santai dan sesekali diwarnai dengan gelak tawa
kerena Azwar menyampaikan nasehatnya sangat humoris.
Terkait
dengan tawaran itu, Ketua IMPAS Aceh-Jakarta, Yusra Jamali menyatakan siap
menghimpun para pengurus dan memohon dukungan dari semua pihak terutama kementerian
terkait untuk mendukung program menghimpun 1000 judul buku tentang Aceh di
Jakarta. Sekarang ini kami sudah memulai dengan setiap alumni dapat menyumbang
2 buku untuk pustaka IMPAS.
“alhamdulillah
bapak menpan (Menteri PAN & RB), sudah menyatakan akan mendukung untuk
lahirnya perpustakaan, kita akan memperkuat tradisi menulis dengan mempertajam
metodologi, logika dan bahasa yang benar” sebut Yusra.
Yusra
juga menambahkan, semoga dengan adanya pustaka ini, maka diharapakan kebutuhan
buku tentang Aceh dapat sedikit terpenuhi. Disamping itu teman-teman IMPAS juga
lebih bergairah untuk membaca dan menulis tentang Aceh.
“daerah
lain, kadang-kadang dongeng menjadi sejarah, sementara di kita (Aceh) sejarah
malah jadi jadi dongeng, semua perlu ditulis, jangat takut salah, ada generasi
berikutnya yang menilai” pinta Yusra.
Dalam
kesempatan itu juga menteri PAN & RB meminta pengurus IMPAS untuk
menginventaris alumni S2 dan S3 yang di Aceh dan Jakarta, agar masa yang akan
datang dapat dipertimbangkan untuk membuka formasi yang sesuai. “siapkan data
base, kita akan buka formasi di tahun depan” sebut Azwar seperti dituru Yusra
yang kandidat Doktor Manajemen Pendidikan di UNJ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar