Tulisan ini hanya sekadar ilustrasi,
tidak bermaksud untuk memihak apalagi menyudutkan seseorang, apalagi memvonis
yang berakibat pada fitnah dan berakhir pada provokasi. Komunitas asrama foba
memang unik dan penuh ekspresi. Banyak hal yang dapat diambil pelajaran terutama
dalam keseharian, mulai dari tradisi kebersamaan, loyalitas, kerja sama tim,
toleransi, saling menghirmati, saling menjaga nama baik dan senasib
sepenangungan.
Semua itu tidak terlepas dari keinginan Masyarakat Aceh
untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang diawali dengan membangun
asrama mahasiswa di ibukota Jakarta. Sikap dan semangat yang sangat visioner itu
menjadi bukti nyata, bahwa Masyarakat Aceh sebagai masyarakat yang cinta ilmu,
kedamaian, kesetaraan dan selalu berfikir positif, memberikan yang terbaik buat
generasi yang akan datang “Ajarkan anakmu berenang, melempar lembing dan pacu
kuda” sungguh ini menjadi semangat dan nilai filosofi yang mendalam bagi
generasi untuk menggapai cita.
Walau
ketika itu kondisi masyarakat Aceh sedang berkecamuk karena peristiwa perang
cumbok, namun keinginan untuk merintis asrama mahasiswa di Jakarta tetap
menjadi titik balik dalam rangka memngembalikan maerwah dan martabat Aceh di
Ibukota. Tokoh Aceh di Jakarta dan di nusantara dengan itikad baik dan tulus dengan
satu harapan agar generasi Aceh akan lebih kuat, mapan, berwawasan dan
mempunyai cita-cita memimpin negeri. Usaha untuk mencari lahan atau tanah pertapakan
asrama akhirnya diputuskan di sepeutaran senayan (gelora Bung Karno sekarang). Sesuai
dokumen yang ada pada kami, Asrama mahasiswa Aceh yang diberi nama FOBA sudah
lahir sejak tahun 1952-an. FOBA adalah singkatan dari “Found Oetoek Bantoean
Atjeh” didirikan oleh tokoh Aceh di Jakarta atas prakarsa Gubernur Aceh Tengku Daud Bereu’eh dan
masyarakat Aceh di Jakarta.
Asrama
mahasiswa FOBA telah melahirkan ribuan alumni, dalam catatan terdapat nama-nama
besar seperti Prof. Dr. H. Ibrahim Hasan (Gubernur Aceh Periode 1986-1993) Prof.
Dr. H. Syamsuddin Mahmud (Gubernur Aceh periode 1993- 21 Juni 2000), Dr. H.
Mustafa Abubakar (Pj. Gubernur Aceh, 30 Desember 2005-8 Februari 2007 dan mantan
Menteri BUMN), Sofyan Jalil (mantan Menteri BUMN), AR. Ramli dan banyak
nama-nama lain yang sukses di birokrasi, advokat, wiraswasta, politisi dan
praktisi keuangan.
Sekarang
ini asrama FOBA beralamat di jalan Setia Budi Barat No. 1 Setia Budi-Jakarta Selatan,
selalu dibanggakan oleh pengguhuninya. Saat ini kondisinya sangat
memperihatinkan, sangat jauh dari katagori layak untuk kaum belajar. Bangunan dua
lantai dengan 16 kamar itu sudah mulai menua, dibangun pada tahun 1980an, sekarang
banyak kayu yang sudah lapuk, atap sudah mulai bocor, pagar sudah mulai patah
dan sebagian sudah mulai roboh. Konon, kamar mandi juga banyak yang rusak, WC sumbat,
sevety tank yang sering meluap, kondisi
ini sangat menggangu konsentrasi para pengguhuni dalam belajar atau diskusi.
Tidak dapat dipungkiri, Komunitas
asrama FOBA yang dihuni oleh 60-an mahasiswa yang sedang melanjutkan studi
kejenjang sarjana dan pascasarjana di berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan
sekitarnya. Selalu lahir dinamika yang beragam dalam berbingkai keceriaan dan
kebersahajaan terlihat dan terpateri dengan positif pada setiap canda dan tawa
warga.
Sebagai
kaum terpelajar, rasa independensi akan menjadi warna yang dinamis sehingga
melahirkan pelangi yang indah, namun perlu diingat pelangi itu hadir karena
adanya percikan hujan. Pelangi, menjadi pertanda hujan akan segera berakhir,
bak pepatah “Kesalahan akan menjadi pelajaran untuk masa depan, jangan takut
berbuat salah selama salah itu tidak direncanakan”. Kesalahan hanya terlihat
pada akibat, bukan pada sebab…, Orang bijak akan selalu berfikir positif dan
akan bertanya kenapa…, orang yang berambisi selalu bertanya mengapa…, dan
selalu mencari pembenaran, meskipun kesalahan diri sudah terang bederang…!
Asrama
Foba yang penuh sejarah itu, kini semakin menua, sudah sepatutnya dilakukan upaya
rekonstruksi atau renovasi. kehadiran pemimpin baru dengan nahkoda yang stabil,
focus dan strategis akan melahirkan semangat baru, cita-cita dan harapat baru
untuk kemashlahatan. Maka upaya pembiaran, pembodohan dan ancaman bagi penghuni
asrama akan segera leyap, berganti dengan keakraban, kekeluargaan dan saling
menghormati dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keacehan dan tradisi akademik.
Secara
umum, seorang pemimpin perlu ada enam keteladanan yaitu cerdik dan lincah, bersedia
menulang kaji, mempunyai daya juang yang kuat dan tidak cepat puas, berambisi
untuk menjadi yang terbaik, selalu berusaha memberikan yang terbaik dan siap
sedia secara kompetitif. Selamat atas terpilihnya pengurus baru asrama Foba
2013-2014 semoga dapat mengemban amanah untuk kemashlahatan dan keberlanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar